2011, BNI targetkan kredit Rp 154T
BBNI menargetkan total kredit (outstanding) perseroan tumbuh 16-17%, menjadi Rp
154,44T. Kredit perseroan dikontribusi dari dua segmen besar, yakni business banking dan
konsumsi. Segmen business banking mencakup pinjaman korporasi serta kredit menengah,
ritel dan kecil. Sedangkan segmen konsumsi meliputi KPR, kartu kredit, KPM, dan
pembiayaan yang lain. Perseroan akan masuk secara serius ke delapan industry pilihan
yang diperkirakan menjadi unggulan dalam lima tahun ke depan.
Mandiri siapkan kredit infrastruktur Rp 30T
BMRI berkomitmen menyalurkan kredit Rp 30T untuk membangun infrastruktur tahun ini.
Dari total tersebut, jumlah kredit yang belum ditarik masih sangat besar terutama di
proyek jalan tol. Hal tersebut dikarenakan sejumlah persoalan,
seperti susahnya pembebasan
lahan dan perizinan. Untuk tahun ini, komitmen kredit untuk jalan tol mencapai Rp
9T.
Bakrie segera peroleh US$ 148 juta dari BUMI
BUMI segera melunasi utang anak usahanya, Calipso Investment Pte LTd, senilai US$ 148,8
juta kepada Bright Ventures Pte Ltd, perusahaan milik grup Bakrie. Bright Venture telah
memberikan pinjaman senilai US$ 15 juta kepada Calipso pada 26 Mei 2010. Bunganya
sebesar 10% per tahun dengan pembayaran secara periodic pada 31 Maret, 30 Juni, 30
September dan 31 Desember. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada 26 Mei 2013. Namun,
pelunasan bisa dilakukan lebih cepat yakni lima hari setelah BRM melaksanakan IPO.
Mandiri kucurkan kredit ke Buma US$ 100 juta
BMRI mengucurkan kredit sekitar US$ 100 juta ke Buma untuk membiayai kembali pinjaman
dan membeli obligasi dolar AS. BMRI bersama empat bank asing menjadi pemimpin
sindikasi, keempat bank itu adalah Morgan Stanley, Sumitomo Mitsui Banking Corporation,
ING Bank dan Bank of Tokyo. Morgan Stanley juga menjadi pengatur pembiayaan kembali
pinjaman dan membeli kembali obligasi dolar BUMA.
Bukopin pilih terbitkan subdebt
BBKP lebih memilih menerbitkan obligasi subordinasi dibandingkan dengan rights issue di
tengah-tengah persaingan dua perusahaan pelat merah untuk masuk ke bank itu. Melalui
skema penerbitan obligasi subordinasi, Bukopin memproyeksikan CAR bisa meningkat
dari level saat ini sekitar 13% menjadi 16% hingga 17% sesuai dengan rata-rata industri
perbankan. Obligasi subordinasi tersebut rencananya berkisar 5-10 tahun. 50% dari hasil
dana obligasi subordinasi bisa diperhitungklan dalam tier II modal bank.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar